Etnosentrisme di Sumpah Persatuan

Tepat pada malam 28 Oktober 2015, kutuliskan pandangan pribadi dan curahan hati terkait permasalahan bangsa yang sudah pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang dalam kepedihan 350 tahun dan 3,5 tahun. Walaupun sudah merdeka dari penjajahan, sifat orang Indonesia mulai kembali kepada sifat ketika masih dijajah. Bukan melangkah maju untuk lebih baik, melainkan melangkah mundur ke masa lalu yang kelam.

Padahal, Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 sudah berikrar untuk memegang sumpah satu persatuan dari sabang sampai merauke. Tidak ada lagi yang namanya Jong Sumatera, Jong Java, Jong Kalimantan, Jong Papua, Jong Sulawesi, yang ada hanyalah Persatuan Indonesia. 28 Oktober 1928 adalah momentum besar ketika perbedaan ego masing masing dileburkan menjadi satu kesatuan dalam 3 bait kalimat berupa sumpah dan janji bakti untuk negeri. Tetapi kenyataan 28 Oktober 2015 berkata lain, perkumpulan ataupun aliansi asal-muasal setiap suku bangsa di Indonesia mulai meningkatkan semangat merasa lebih tinggi, lebih baik, dan lebih hebat dari suku yang lain. Padahal ini salah satu faktor terhambatnya kemajuan di negeri tercinta.

Perlu untuk diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dari 196 Negara di Dunia. Dari 196 Negara tersebut, 25 Negara merupakan negara yang sangat kaya berdasarkan pendapatan per-kapita penduduknya seperti  Australia, Austria, Belgium, Canada, Denmark, Finland, France, Germany, Hongkong, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Luxembourg, Netherlands, New Zealand, Norway, Singapore, South Korea, Spain, Sweden, Switzerland, Taiwan, UK, dan USA. Selain itu juga ada 20 Negara Paling Miskin di dunia yaitu Democratic Republic of Congo, Nigeria, Burundi, Mozambique, Chad, Liberia, Burkina Faso, Sierra Leone, Central African Republic, Guinea, Eritrea, Guinea-Bissau, Mali, Ethiopia, Zimbabwe, Afghanista, Malawi, Cote D'Ivoire, Sudan, Gambia. Perlambatan ekonomilah yang menyebabkan kategori negara tersebut menjadi negara miskin, ataupun negara kaya, ataupun negara berkembang seperti Indonesia.

Selain itu, perlu diketahui ada 3 poin utama penyebab runtuh dan hancur nya suatu bangsa yaitu :
  1. Institusi
    Kalau kita bicara konstitusi maka kita perlu bicara Birokrasi, Sistem Pemerintahan dan korupsi. Apabila suatu sistem birokrasi dalam sistem pemerintahan baik, maka akan meningkatkan kapabilitas suatu negara. Pendapatan negara yang berasal dari pajak dapat terserap dengan baik, apabila sistem pemerintahan negara dikorupsi, maka penyerapan untuk meningkatkan pembangunan ataupun investasi untuk mengelola pendapatan negara dalam transportasi, kesehatan, kebijakan dan pendidikan tidak akan terlaksana, sehingga akan menyebabkan sumber daya dalam suatu negara tersebut tidak siap bersaing di dunia global. Khusus institusi ini, di negara miskin dan juga di Indonesia (negara berkembang) ada suatu pola pemikiran pemecah persatuan, atau bisa dibilang seperti sistem kasta di India, yang melarang suatu kasta rendah untuk bisa duduk di atas kasta terbaik. Ini bisa dibilang "Clan Based Thinking". Sedangkan di negara yang kaya, pemilihan orang yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan merupakan suatu hal paling utama untuk menduduki posisi tertentu dalam Institusi. Beda dengan negara miskin, dimana lebih mementingkan keluarga, anak, saudara, bahkan satu suku yang sama, hingga satu agama yang sama untuk mengisi jabatan tertentu dalam Institusi. Sehingga potensi untuk korupsi lebih besar di negara miskin ketika pengisi jabatan dalam institusi di negara tersebut lebih untuk memperkaya diri sendiri, bahkan membuat dinasti politik.
  2. Budaya
    Negara miskin lebih mengutamakan suatu budaya daripada menerima perubahan yang baik. Skeptis terhadap agama tertentu menyebabkan potensi baik tidak bisa diterapkan untuk mengelola sumber daya yang ada demi kebaikan negara. Negara miskin terlalu skeptis dengan agama, dan percaya akan supernatural yang sesungguhnya bertentangan dengan agamanya sendiri. Kita bisa melihat Amerika Serikat ataupun Inggris yang tidak skeptis terhadap agama sehingga perbedaan budaya menjadi hal paling baik dalam membangun suatu negara alias bisa menguntungkan pendapatan
  3. Geografis
    Negara negara miskin lebih banyak berada di wilayah tropis, akan menjadi hal yang parah apabila terjadi perubahan iklim drastis yang menyebabkan pola sistem cocok tanam terganggu. Selain itu sistem peternakan di negara miskin tidak dikelola dengan baik, lebih banyak digunakan membantu manusia bekerja.Tidak mencoba untuk menerapkan teknologi dan lebih susah untuk berpindah dari sistem tradisional. Afrika, dengan wilayahnya yang rata - rata dalam kategori miskin juga tidak didukung oleh keberadaan makhluk lain yang menyebabkan hewan ternak menjadi malas. Lalat Tse - Tse salah satu penyebab hewan tidak aktif atau tidak bisa melakukan produksi.
Lalu apa maksudnya dengan Etnosentrisme dalam Sumpah Pemuda ? 3 Faktor tadi merupakan faktor pembeda negara miskin dan negara kaya. Ini berarti apabila masyarakat Indonesia yang sebagian kelompok atau sebagian orang merasa lebih baik adatnya, sukunya, agamanya dan lainnya. Coba berpikir lebih bijak, persatuan lebih diutamakan.
Jangan pernah untuk memandang rendah orang lain, suku lain, dan agama lain. Setiap orang, suku, dan agama diharuskan untuk saling menghormati tapi jangan menggembar - gemborkan kebaikan suku sendiri.

Bagaimana menurut anda?

Melawan Nestapa Dengan Udara

#MasihMelawanAsap

Puisi : Alven Delano Roosevelt

Mentari menyambut pagi
Dalam kehangatan dan kelembutan sentuhan Sang Ilahi
Mencari makna tentang arti hidup ini
Dalam keberkahan dan rahmat Sang Pencipta Bumi

Namun hari ini, kutemukan arti hidup ini
Walaupun aku masih bertanya apa maksud pertanyaan ku ini ?
Bumi dan Mentari seolah tak mau bersapa kembali
Dalam balutan kenestapaan dan kenistaan penduduk bumi


Bumi pun mengerti bahwa dia diciptakan untuk disakiti
Menangis, merintih, dan tak mampu untuk berdiri kembali
Hanya kepatuhan hati terhadap Sang Ilahi
Mengetahui manusia berdosa ini yang selalu menyiksa dan menyakiti

Update Titik Panas Api 24 - 27 Oktober 2015
source :http://fires.globalforestwatch.org/#v=map&x=119.34&y=-2.6&l=5&lyrs=Burn_Scar&b=Imagery%20with%20Labels


Gajah mati meninggalkan gading putih obat mujarab yang sakti
Namun bertahun - tahun ini ku memahami
Gajah dibunuh untuk gading yang dianggap sakti
Tumbuhan pun dibakar seolah sampah hina yang harus dikubur mati

Namun dalam kenestapaan ini, Tuhan mulai beraksi
Tanah hijau ini, hewan lari, manusia bingung sendiri
Mentari tak menyapa bumi kurang lebih 2 bulan ini
Tak sudi rasanya sang mentari untuk berbicara ke bumi ini

Melihat dengan bengis, tapi bukan pada bumi
Keserakahan manusia yang tak tau diri
Membuat mentari tak pernah senyum ke bumi ini
Karena dia ingin membantu Ibu Pertiwi

Tanaman berteriak dalam kepanasan api
Bagai Ibrahim yang dibakar dalam keganasan api
Tapi masih dilindungi oleh Ilahi
Mungkin, itulah nasib Ibu Pertiwi, Bumi !

Update Bekas Terbakar dan Kobaran Api Yang Masih Aktif
source : http://fires.globalforestwatch.org/#v=map&x=119.34&y=-2.6&l=5&lyrs=Burn_Scar&b=Imagery%20with%20Labels

Asap, asap, gelap - gelap, partikulat - partikulat tak sanggup sang mentari !
Alveorus pengikat kehidupan, sudah tak mampu menyuplai ke paru - paru ini
Tanah Lancang Kuning berteriak, Tanah Borneo menangis dalam kenestapaan dan keperihan ulah manusia ini
Bumi Pertiwi merintih sakit ulah manusia ini
Berharap kepada Ilahi kapan Sang Mentari bersedia senyum kembali ke bumi
Bermimpi ! Kapan angin surga Ilahi menghembus tanah Indonesia ini.
Berharap rintik rintik air surga Ilahi turun membasahi dan menenangi hati Ibu Pertiwi